APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTU
DETEKSI DINI PENYAKIT IMUNOLOGI
( STUDI KASUS LUPUS ERITHEMATOSUS )
Hersa Farida Qoriani
Dosen
FakultasIlmuKomputer, UniversitasNarotama Surabaya
Abstrak
Kesehatan merupakan factor terpenting dalam kehidupan seseorang. Jika kesehatan
telah terganggu (sakit) maka aktivitas seseorang akan terganggu. Dewasa ini,
banyak penyakit yang memiliki jumlah penderita yang banyak dan bahkan sebagai mesin
pembunuh yang jitu.Salah satunya adalah
lupus.Lupus adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan manifestasi
klinis bervariasi. Lupus adalah penyakit yang tidak bias disembuhkan, tetapi bila
dideteksi secara dini dan segera diterapi maka dapa tmemperbesar survival rate penderita. Allah SWT
menganjurkan kepada seluruh umat manusia hendaklah senantiasa bersabar dan banyak
mengingat Allah SWT, karena sesungguhnya cobaan yang diberikan itu merupakan perwuju
dan kasih sayang Allah SWT kepadaumatNya. Firman Allah Surat Al-Anbiya/ 21:83
artinya: Dan (ingatlahkisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "
(YaTuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan
Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS.Al-Anbiya/ 21:83).
Dari sepotong ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kita sebagai umat manusia
wajib bersyukur, sabar dan tabah terhadap segala cobaan penyakit yang diberi
Allah, dan hendaknya kita selain usaha untuk periksa menyembuhkan penyakit,
kita juga wajib selalu mengingat asma Allah SWT. Karena segala penyembuhan penyakit
dating dari Allah SWT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat
system pakar yang mampu mendiagnosa secara manifestasi klinis serta memberikan solusi
untuk penyakit lupus.Sistem pakar ini berbasis web menggunakan pemrograman PHP
dan MySQL sebagai basis data. Dengan Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining, yaitu proses inferensi yang
memulai pencarian dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi
yaitu kesimpulan prosentase jenis lupus serta solusi mengenai materi berdasarkan
usia penderita, dimana prosentase didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus
probabilitas klasik dimana peluang P(A) dengan A adalah gejala lupus, N adalah
total banyaknya gejala lupus, sertan A merupakan banyaknya hasil mendapatkan A
sehingga di dapatkan prosenta setiap jenis untuk lupus discoid adalah 27,59 %,
lupus sistemik adalah 51,72 % sedangkan lupus pengaruh obat adalah 20,69 %
serta solusi dan terapi berdasarkan usia pasien. Hasil pengujian berdasarkan kuisioner
menunjukan bahwa, aplikasi ini membantu pengguna dalam mendapatkani nformasi,
melakukan proses diagnose secara manifestasi klinis serta pemilihan terapi dan materi
yang sesuai. Hal ini diperoleh dari sepuluh orang responden yang berasal dari berbagailatar
belakang pendidikan dan profesi.
Kata kunci :Sistempakar, lupus, forward chaining, probabilitasklasik
Pendahuluan
Jika
kita mengamati kehidupan sehari-hari di masyarakat, rupanya bukan hanya faktor
pendidikan, ekonomi, dan budaya saja yang menjadi masalah besar bagi masyarakat
saat ini. Ternyata faktor sosial yang menyangkut taraf kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat merupakan masalah yang jauh lebih penting untuk
diperhatikan sebab kesejahteraan hidup sangat berdampak pada tingkat kesehatan
dari masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, bagi mereka yang hidup dengan
taraf kesejahteraan baik, pola hidup serta kesehatan mereka cenderung lebih
terjaga, sedangkan bagi mereka yang hidup dengan taraf kesejahteraan kurang, mereka
biasanya kurang peduli atau bahkan tidak menjaga pola hidup dan kesehatan
mereka. Mereka sering meremehkan penyakit yang dideritanya, yang cukup aman
diatasi sendiri tanpa harus periksa ke dokter. Padahal gejala-gejala tersebut
apabila tidak dideteksi secara dini kemungkinan dapat terserang penyakit yang
lebih serius, salah satunya peyakit imunologi.
Penyakit
imunologi terjadi karena adanya kompleks antigen-antibodi dalam tubuh. Penyakit
imunologi terjadi akibat sistim antibodi terlalu sensitif atau kompleks
antigen-antibodi menghancurkan sistim antibodi sendiri sehingga kekebalan tubuh
berkurang (Media Aesculapius, 2001: 568). Dengan adanya obat bebas dan obat
bebas terbatas yang beredar di masyarakat luas, maka biasanya masyarakat
cenderung untuk mengobati gejala penyakit alergi yang dianggap ringan. Padahal,
penyakit alergi seperti lupus adalah penyakit yang tidak bisa
disembuhkan tetapi bila dideteksi secara dini dan dengan terapi maka dapat
memperbesar survival rate penderita
Artinya :”Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS.
Saba`/34:28)
Tafsir Ibnu
Katsir disebutkan bahwa Allah Swt berfirman kepada hamba dan Rasul-Nya yaitu
Muhammad Saw, ”Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,”
yaitu kepada seluruh makhluk yang mukallaf, seperti firman Allah SWT,
”Katakanlah :`Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.`”
(QS. Al-A`raf /7:158). Basyiron wa nadziron (sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan) yaitu engkau memberi kabar gembira bagi orang yang
menaatimu dengan surga dan memberikan ancaman bagi orang yang bermaksiat
kepadamu dengan neraka. Dengan memahami makna bahwa Nabi sebagai pembawa rahmat
dan kabar gembira di atas, maka dapat diterapkan pada sebuah sistem pakar untuk
diagnosa penyakit imunologi (lupus), apabila dengan diagnosa dini dan
penatalaksanaan yang mutakhir maka 80-90% pasien dapat mencapai harapan hidup
10 tahun dengan kualitas hidup yang hampir normal (Media Aesculapius, 2001:
571) .Pada dasarnya memang kesembuhan berbagai macam penyakit, adalah atas
kehendak Allah SWT. Seperti dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur`an surat Asy
Syu`araa`/26 : 80 di bawah ini :
Artinya:”Dan
ApabilaAkusakit, Dialah yang menyembuhkanaku.”(QS. Asy-Syu`araa`/26:80).
Konteks dari ayat tersebut di atas se cara tersirat,
mejelaskan bahwa Kita sebagaimanusia, ciptaan Allah SWT tidakada yang
diciptakansempurna, semua nikmat, rejeki, jodoh termasuk musibah berupa penyakit
yang diturunkan Allah kepada kita itu semata untuk menguji seberapa besar rasa
iman kita kepada Sang Pencipta, Namun Allah juga tidak akan member cobaan di
luar kemampuankita. Oleh karenaitu, kita harus merasa yakin bahwa segala penyakit
pasti bias disembuhkan. Jadi, selain meminta kesembuhan dengan cara berdoa juga
diperlukan usaha untuk proses penyembuhannya.
Firman
Allah SWT dalamQS.Luqmanayat 12:
Artinya : ”Dan Sesungguhnya Telah kami berikan
hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji” (QS. Luqmân/31 : 12).
Ayat
diatas menjelaskan mengenai seberapa besar rasa syukur manusia kepada Allah dan
mengenai apa yang telah didapatkan dalam kehidupan setiap manusia, dimana pada
saat manusia tersebut dapat mensyukuri dirinya sendiri, maka rasa syukur
tersebut akan meluas dengan mensyukuri segala sesuatu yang didapatkan dalam
hidupnya.
Dengan
adanya teknologi yang Semakin berkembang pesat membuat proses dalam
pendeteksian dini untuk penyakit imunologi (lupus) pun kini dapat dipermudah. Kemampuan komputer untuk mengolah
informasi dan pengetahuan pada saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi, hal
ini terlihat dengan banyak munculnya program kecerdasan buatan atau disebut Artifical
Intelligence yang merupakan salah satu bentuk dari perkembangan komputer
yang dapat berpikir dan menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia. Salah
satu bentuk dari kecerdasan buatan yang banyak digunakan pada saat ini antara
lain adalah sistem pakar.
Sistem
Pakar sudah banyak dikembangkan, baik untuk kepentingan penelitian maupun untuk
kepentingan bisnis, juga dari berbagai bidang ilmu seperti ekonomi, keuangan,
teknologi dan kedokteran. Sistem pakar dalam bidang diagnosis kesehatan telah
dikembangkan pada pertengahan tahun 1970 di Stanford University. Sistem
tersebut dapat digunakan untuk melakukan diagnosis dan terapi terhadap penyakit
meningitis dan infeksi bacterimia. Sistem pakar yang merupakan suatu program
untuk penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan
tertentu, akan lebih terasa efektif serta efisien, apabila pengguna dapat
dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi di manapun dan kapanpun. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi web yang bersifat dinamis.
Saat
ini, aplikasi web merupakan salah satu sumber informasi yang banyak digunakan.
Teknologi internet begitu menyentak dan membawa banyak pembaharuan
termasuk memperbaiki metode pengembangan aplikasi. Kini web tidak hanya
digunakan untuk membangun sebuah situs, namun juga digunakan untuk pengolahan,
pendistribusian data penting dan aplikasi sistem pakar itu sendiri. Aplikasi
sistem pakar dengan web dibuat agar pemakai dapat berinteraksi dengan penyedia
informasi secara mudah dan cepat, melalui dunia internet. Aplikasi web
tidak lagi terbatas sebagai pemberi informasi yang statis, melainkan juga mampu
memberikan informasi yang berubah secara dinamis, dengan cara melakukan koneksi
terhadap database.
Penulis
hendak membuat suatu prototype sistem pakar yang dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk masyarakat awam agar dapat mendiagnosa penyakit lupus secara dini.
Diagnosa ini adalah diagnosa sementara yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kewaspadaan dan segera menghubungi dokter untuk memperoleh diagnosa
pasti dan terapi sejak dini, sehingga dapat memperpanjang usia harapan hidup
penderita.
Penyakit Imunologi
Penyakit-penyakit
autoimun adalah kondisi-kondisi dimana ada suatu kelainan dari sistim imun yang
dikarakteristikan oleh produksi yang abnormal dari antibodi-antibodi (auto-antibodies) yang diarahkan terhadap
jaringan-jaringan tubuh. Penyakit-penyakit autoimun secara khas mencirikan
peradangan dari beragam jaringan-jaringan tubuh. seperti systemic
lupus erythematosus, Sjogren`s syndrome, rheumatoid
arthritis, polymyositis, scleroderma,
Hashimoto`s thyroiditis, juvenile diabetes mellitus, Addison disease, vitiligo,
pernicious anemia, glomerulonephritis, dan pulmonary fibrosis, infeksi-infeksi kronis dan kanker (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431).
Lupus
Lupus
berasal dari bahasa latin yang berarti serigala,ini disebabkan karena pada
penderita lupus yang disebut juga odapus terdapat ruam merah dipipinya yang
disebut butterfly rash, lupus juga sering disebut dengan systemic lupus erithematosus (SLE).
Lupus merupakan penyakit “autoimun”
kronik yang dapat mengenai kulit,susunan saraf,sendi,ginjal,paru dan bagian
tubuh yang lainnya. Pada penyakit lupus ini imun yang seharusnya menjaga tubuh
dari serangan virus atau bakteri, malah sebaliknya jaringan tubuh yang sehat
malah diserang oleh imunnya sendiri. Sampai sekarang penyebab terjadinya
serangan lupus belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu genetenetik (keturunan),lingkungan ,(obatobatan,racun,makan,dan
sinar matahari) (Hariadi&Hoediyanto,
2007: 431).
Lupus
tidak menular ,karena lupus bukan penyakit menular.Bagaimana gejala lupus?
Biasanya gejala yang umum dirasakan oleh odapus merasa lelah atau badannya
lemah,demam,bercak pada kulit dan nyeri pada otot dan persendian, kadangkala gejala ini dapat
diartikan dengan penyakit flu atau demam berdarah.
Lupus
bukan penyakit turunan tapi ada beberapa faktor kalau orang tua memegang
peranan penting terjadinya pemicu lupus itu aktif pada tubuh odapus,tapi
seberapa besar pengaruh antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda pada
sebagaian orang rentan terjangkit lupus. Lupus
bukan penyakit turunan tapi ada beberapa faktor kalau orang tua memegang
peranan penting terjadinya pemicu lupus itu aktif pada tubuh odapus
(Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431) ,tapi seberapa besar pengaruh antara satu
dengan yang lainnya berbeda-beda pada sebagian orang rentan terjangkit lupus. Pada
saat ini belum ditemukan cara penyembuhan lupus secara tuntas. Dengan hidup
sehat dan pengobatan secara teratur aktivitas lupus dapat ditekan.
Setiap yang hidup pasti akan
mati,lupus bukan penyakit mematikan tapi dengan adanya infeksi dan komplikasi
itu yang menimbulkan kematian kepada odapus. Lupus sering menyerang kaum
perempuan dibandingkan kaum laki-laki, gejala-gejala lupus sering dijumpai pada
usia produktif 15-40 tahun.kalaupun ada usia dibawah 15 tahun atau di
atas 40 tahun, kemungkinannya ada sangat kecil dan gejalanya masih belum jelas
terlihat (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 431).
Ada 3 Jenis Lupus, Antaralain :
1.
Lupus Eritematosus Sistemik (LES/SLE)
Yaitu bagian
sistemiknya. Dapat menimbulkan komplikasi seperti lupus otak, lupus paru-paru,
lupus jari-jari tangan atau kaki, lupus kulit, lupus ginjal, lupus jantung,
lupus otot, lupus retina, lupus sendi, dan lain-lain.
2.
Lupus Diskoid
Yaitu bagian
Kulit .Lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis kelainan kulit. Termasuk
paling banyak menyerang.
3. Lupus Obat
Timbul akibat
efek samping obat dan akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat terkait.
Umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat hipertensi) dan
procainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). (Hariadi&Hoediyanto, 2007: 433).
Ada
beberapa kriteria untuk mendiagnosa lupus. Umumnya seseorang memenuhi paling
sedikit 4 (empat) kriteria sebelum diagnosa dilakukan:
1.
Arthritis (Sakit/nyeri/bengkak pada
persendian selama lebih dari 3 bulan)
2.
Jari tangan/jari kaki tampak pucat/tidak
nyaman pada saat dingin
3.
Sariawan > 2 minggu atau lebih (sampaimulut
taraf parah)
4.
Anemia (Kurang darah)
5. Butterfly
rash (Adanya ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu bersayap meliputi kedua pipi)
6.
Pleuritis / pericarditis (Nyeri di dada
saat menarik nafas yang panjang selama beberapa hari)
7.
Merasa sangat lemah dan cepat lelah
meskipun telah cukup istirahat
8.
Photosensitivity (Kulit menjadi
hipersensitif terhadap sinar matahari)
9.
Sering sekali mengalami kejang
10.
Discoid rash (Ruam rash pada wajah yang berbentuk
bulat pada pipi)
11.
Di bagian tubuh terdapat bercak-bercak
merah berbentuk cakram dan terkadang bersisik
12.
Rasa mual, muntah > 2 minggu
13.
Menurunnya nafsu makan
14.
Diare secara terus-menerus > 2 minggu
15.
Brain Irritation (Sering mengalami nyeri
kepala sebelah yang menyerupai migren)
16.
Mucus membrane ulcers (muncul
Borok-borok yang berlendir)
17.
Alopesia (Kebotakan pada rambut yang
sulit tumbuh)
18.
Demam diatas 38 derajat celcius tanpa
sebab yang jelas & terjadi secara berulang
19.
Ruam kulit yang diperburuk oleh sinar
matahari
20.
Nyeri otot yang berulang
21.
Penurunan Berat badan (berat badan turun drastis > 10
kg dalam 2 minggu)
22.
Pembengkakan kelenjar (biasanya sering terjadi pada kaki,
tangan menjadi bengkak membesar)
23.
Nyeri pada perut
24.
Kaki sering mengalami mati rasa dan kesemutan
25.
Hematuria (Air kemih mengandung darah)
26.
Gangguan penglihatan (Tiba-tiba mata menjadi perih dan
sakit waktu melihat, penglihatan menjadi buram yang lama-kelamaan dapat
berakibat kebutaan pada penderita)
27.
Mimisan (terjadi secara berulang)
28.
Gangguan menelan (tenggorokan terasa sakit dan perih pada saat kita menelan
makanan)
29.
Batuk darah
(Hariadi&Hoediyanto, 2007: 433).
Secara Etiologi Penyakit lupus
penyebabnya belum diketahui. Diduga faktor genetik,infeksi dan lingkungan ikut berperan serta pada
patofisiologi lupus (Hariadi&Hoediyanto,
2007: 433). Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan
untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri. Penyimpangan
reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibody secara terus-menerus. Antibody
ini juga berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit
inflamasi imun sistemik dengan kerusakan multiorgan. Faktor-faktor risiko pada
penderita lupus, antara lain:
1.
Faktor Risiko Genetik, meliputi jenis kelamin, umur dan faktor keturunan.
2.
Faktor risiko hormon
3.
Sinar Ultraviolet
4.
Imunitas
5.
Obat
6.
Infeksi
7. Stress
Positif
lupus, empat kriteria Gejala penyakit ini dibedakan atas gejala umum dan gejala
pada organ tertentu (Media Aesculapius, 2001).Gejala umum yang sering ditemukan
di antaranya, penderita sering merasa lemah, kelelahan berlebihan, demam, dan
pegal-pegal. Gejala ini muncul ketika lupus sedang aktif dan menghilang ketika
tidak aktif.
FaktorRisiko
Orang-orang
yang mempunyaikeluarga yang pernahterkenapenyakit Lupus inidicurigaiberkecenderunganuntukterkenapenyakitini,
lebihkurang 5-12% lebihbesardibanding orang normal.
1. Faktor Risiko Genetik. Meliputi jenis kelamin
(Frekuensi pada Wanita dewasa 8 kali lebih sering dari pada priadewasa), umur
(lebih sering pada usia 15-40 tahun), dan factor keturunan (frekuensinya 20
kali lebih sering dalam keluarga dimanater dapat anggota dengan penyakit tersebut).
2. Faktorrisikohormon. Konsumsi hormone juga akan berdampak
buruk bagi kesehatan kita. Estrogen menambahrisiko SLE.
3. Sinar Ultraviolet. Sinar ultraviolet mengurangi supresiimun
sehingga terapi menjadi kurang efektif, sehingga lupus kambuh atau bertambah berat.
Ini disebabkan selkuli tmengeluarkan sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi
inflamasi di tempat tersebut maupun secara sistemik melalui peredaran di
pembuluh darah.
4. Imunitas. Padapasien lupus terdapat hiperakti vitassel
B atau intoleransi terhadapsel T.
5. Obat. Obat tertentu dalam prosentase kecil sekali pada
pasien tertentu dan diminum dalam jangka waktu tertentu dapat mencetuskan lupus
obat (Drug Induced Lupus Erythematosusatau DILE). Jenis obat yang dapat menyebabkan
lupus obatadalah :
-
Obat yang pasti menyebabkan lupus obat: klorpromazin, metildopa, hidralasin,
prokainamid, dan isoniazid.
- Obat yang
mungkindapatmenyebabkan lupus obat: dilantin, penisilamin, dankuinidin
6. Infeksi. Pasien SLE cenderung mudah mendapat
infeksi dan kadang-kadang penyakit ini kambuh setelah infeksi.
7. Stres. Stres berat dapat mencetuskan SLE pada
pasien yang sudah memiliki kecenderungan akan penyakit ini.
(Media Aesculapius, 2001: 568).
Lupus
adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan manifestasi
klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat (Mansjoer, 2001: 568). Lupus
juga dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang
yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada tulang
sendi,otot , kulit dan jaringan penghubung lainnya dan organ (Hartawan, 2007:
1). Lupus menyebabkan sistem kekebalan memproduksi antibodi - antibodi yang
menyerang sel-sel dan dan jaringan-jaringan yang berasal dari dalam tubuh kita
sendiri.dan biasanya odapus (orang hidup dengan lupus)akan menghindari
hal-hal yang dapat membuat penyakitnya kambuh dengan :
- Menghindari
stress
- Menjaga
agar tidak langsung terkena sinar matahari
- mengurangi
beban kerja yang berlebihan
- menghindari
pemakaian obat tertentu.
odapus dapat memeriksakaan diri pada dokter-dokter pemerhati penyakit ini,
dokter spesialis penyakit dalam konsultasi hematologi, rheumatology, ginjal,
hipertensi, alergi imunologi, jika lupus dapat tertanggulangi, berobat dengan
teratur, minum obat teratur yang di berikan oleh dokter (yang biasanya diminum
seumur hidup), odapus akan dapat hidup layaknya orang normal.
Analisis Basis
Pengetahuan (Knowledge Based)
1. Blok Diagram
Area Permasalahan
Pembuatan blok
diagram dimaksudkan untuk membatasi lingkup permasalahan yang dibahas dengan mengetahui
posisi pokok bahasan pada domain yang lebih luas. Pada blok diagram ini, dapat dilihat
bahwa penyakit lupus yang dijadikan sebagai area permasalahan.
2. Blok Diagram
FokusPermasalahan
Blok diagram focus permasalahan digunakan untuk menjelaskan
situasi penentuan keputusan untuk diagnose akhir berupa prosentase lupus, yang
terdiridari 3 macam antara lain prosentase lupus sistemik, prosentase discoid
dan prosentase pengaruh obatnya berdasarkan gejala yang dipilih user.
Blok Diagram Faktor Kritis
menegaskan faktor-faktor kritis dalam area target
keputusan yang akan diprototipekan. Tiga faktor kritis yang berpengaruh dalam
pembuatan aplikasi ini adalah
1.
Usia,
menjelaskan batasan untuk pasien yang dapat dilakukan diagnosa dan untuk
mengetahui hasil diagnosa jenis penyakit. Umumnya gejala yang dialami penderita lupus (odapus) terlihat sekitar usia
15-40 tahun. Disini nanti akan dibagi
menjadi 3 kategori penatalaksanaan, yaitu umur <19 tahun, 19-40 tahun dan usia >40 tahun.
2.
Klasifikasi
jenis penyakit berupa prosentase dari penyakit penderita yang di dapat dari
pemilihan gejala.
3.
Gejala,
dibutuhkan dalam pencapaian keputusan. Dari masukan gejala yang dirasakan oleh
pengguna kemudian digabungkan dengan klasifikasi jenis lupus dan usia, maka
akan didapatkan pencapaian hasil konsultasi berupa prosentase perhitungan
probabilitas klasik dan penatalaksanaan secara umum dan medikamentosa
Gambar 3Blok Diagram Faktor Kritis
Dependency
Diagram
gejala
menunjukan kondisi yang mempengaruhi rule set 1 dari kondisi tersebut
menghasilkan kesimpulan awal berupa prosentase jenis penyakit lupus. Selanjutnya yang berasal dari rule set 1,
ditambah input user yang pertama yang mempengaruhi rule set 2. Sehingga dalam rule
set 2, terdapat basis pengetahuan berupa aturan yang telah diklasifikasikan
berdasarkan usia, prosentase Jenis lupus. Kemudian menghasilkan penatalaksanaan
umum dan medikamentosa.
Analisa Prosentase dengan Probabilitas
Klasik
Rumus umum untuk probabilitas klasik di definisikan sebagai peluang P(A)
dengan n adalah banyaknya kejadian, nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A.
Frekuensi relatif terjadinya A adalah
(1)
|
Ada 29 Gejala Lupus yang
Diketahui, Per gejala
mewakili:
a. Lupus Discoid. Ada 8 gejala yang diketahui
Berdasarkan
probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 8 kemungkinan hasil kejadian
dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap gejala untuk jenis lupus
diskoid.
P (Lupus
Diskoid) = 0,034482 x 8 = 0,275856 = 27,59 %
b. Lupus Sistemik
Ada 15
kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 15.
Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 15 kemungkinan
hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap gejala jenis lupus
sistemik
P (Lupus
sistemik)= 0,034482 x 15 = 0,51723 = 51,72 %
c. Lupus Obat
Ada 6
kemungkinan gejala yang tampak, angka yang muncul adalah 1 sampai dengan 6.
Berdasarkan probabilitas klasik, maka diasumsuikan bahwa ada 6 kemungkinan
hasil kejadian dengan nilai probabilitas yang sama untuk tiap jenis lupus
pengaruh obat-obatan
P (Lupus
Obat) = 0,034482 x 6 = 0,206892 = 20,69 %
Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Foward
Chaining)
Dalam hal ini, akan dijelaskan bagaimana
aliran proses jika menggunakan metode forward chaining yang dapat dilihat pada
flowchart di bawah ini:
Gambar 5Flowchart Proses Inferensi Penalaran Maju (Foward
Chaining)
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan
diselesaikan melalui laporan ini, maka terdapat beberapa kesimpulan:
1.
Penggunaan metode forward chaining
dengan proses penelusuran menggunakan depth-first-search cocok untuk
pembuatan aplikasi sistem pakar untuk pemasalahan diagnosa penyakit imunologi
(lupus)
2.
Berdasarkan hasil pengujian, aplikasi sistem
pakar ini berguna untuk membantu dan mempermudah user dalam memperoleh
informasi mengenai penyakit lupus serta mendapatkan hasil diagnosa jenis
penyakit lupus untuk gejala antara usia 14 – 40 tahun
3.
Materi yang dimuat dalam program ini masih
kurang mewakili kepakaran dalam hal penyakit lupus secara menyeluruh.
4.
Hasil prosentase di dapatkan dari perhitungan
menggunakan rumus probabilitas klasik di mana peluang P(A) dengan A adalah
gejala per jenis lupus, n adalah total banyaknya gejala per jenis lupus, serta
nA merupakan banyaknya hasil mendapatkan A sehingga di dapatkan prosentase tiap
gejala untuk lupus adalah 3,44 %
5.
Dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP
dan MySQL sebagai basisdata, maka dapat dibangun suatu program aplikasi yang
dapat mengatasi masalah pendeteksian penyakit imunologi (lupus) secara dini.
Saran
Setelah mengembangkan sistem pakar ini, ada beberapa
saran yang harus diterapkan guna pengembangan sisten pakar lebih lanjut:
1. Kiranya pengembangan portal informasi
yang diperlukan untuk membantu dalam melakukan identifikasi penyakit imunologi (lupus) secara
dini dapat
dijadikan media yang tepat bagi penggunanya, dalam menerima informasi yang
akurat, terpercaya, dan memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi
pengguna.
2.
Pengetahuan sistem pakar diagnosa penyakit
imunologi (lupus) kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas
gejala yang diberikan, agar dapat memberikan penjelasan informasi kepada
pengguna yang lebih optimal.
3.
Dilakukan pengembangan program sejenis
dengan permasalahan domain yang lebih luas.
4.
Data mengenai gejala dan semua mengenai
penyakit lupus kiranya dapat lebih
dimaksimalkan, sampai mendapatkan perhitungan probabilitas yang lebih akurat
serta dicari alternative lain yang memungkinkan penyelesaian yang jauh lebih
baik.
5.
Untuk penanganan terapi lebih lanjut
sehingga dapat menghasilkan perkembangan yang maksimal, sebaiknya user
langsung mendatangi pusat atau dokter spesialis atau rumah sakit terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jauziyyah. 2008. Ath-Thibbun
Nabawy, Pengobatan Cara Nabi Muhammad SAW. Surabaya : Arkola.
Arhami, M. 2005. Konsep
Dasar Sistem Pakar. Yogyakata: ANDI.
An-Najar Zaghlul. 2006. Pembuktian
Sains Dalam Sunnah. Jakarta: Amza
DEPKES RI. 2001.
Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas Berdasarkan Gejala. Jakarta : DEPKES.
Fakultas Kedokteran UI. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media
Aesculapius.
Hariadi & Hoediyanto.2007. Lupus dan Penatalaksanaannya Edisi ketiga .Surabaya: Fakultas
Kedokteran UNAIR.
Hartawan.2007.Sistem
kekebalan Tubuh edisi pertama. Jember: Media Medikamentosa
Jayan. 2007. Desain
Situs Keren Dengan Photoshop dan Dreamweaver. Palembang : Maxikom
Jogianto, H. 1999. Analisa
dan Desain Sistem Informasi, Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi
Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Kadir,
A. 2001. Dasar Pemrograman Web Dinamis
Menggunakan PHP. Yogyakarta: ANDI.
Komputer, wahana. 2006. Panduan Lengkap Menguasai Pemrograman Web Dengan PHP 5. Yogyakarta
: Andi
Kusrini. 2006. Sistem
Pakar Teori dan Aplikasi. Yogakarta: ANDI.
Kusumadewi, S. 2003. Artificial
Intelegence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mansjoer.2001. penyakit
autoimun dan gejalanya. Surabaya:Fakultas Kedokteran Unair
Syafii, M. 2005. Membangun
Aplikasi Berbasis Web PHP dan MySQL. Yogyakarta : Andi
setelah membaca jurnal yang dibuat oleh Hersa Farida Qoriani, mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya saya mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Sistem pakar ini menggunakan metode forward chaining dengan proses penelusuran menggunakan depth-first-search cocok untuk pembuatan aplikasi sistem pakar untuk pemasalahan tersebut. aplikasi sistem pakar ini berguna untuk membantu dan mempermudah user dalam memperoleh informasi mengenai penyakit lupus serta mendapatkan hasil diagnosa jenis penyakit lupus untuk gejala antara usia 14 – 40 tahun. Aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai basisdata, maka dapat dibangun suatu program aplikasi yang dapat mengatasi masalah pendeteksian penyakit imunologi (lupus) secara dini.
Saran
Pengetahuan sistem pakar diagnosa penyakit imunologi (lupus) kiranya semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas gejala yang diberikan, agar dapat memberikan penjelasan informasi kepada pengguna yang lebih optimal.